Rapat Pleno FGB ITB : Perkenalan Susunan Kepengurusan FGB ITB Periode 2019-2022 dan Sambutan dari Ketua Majelis Wali Amanat serta Pembahasan Museum Digital Indonesia

Jum’at, 25 Oktober 2019, Gedung Balai Pertemuan Ilmiah (BPI) ITB, Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan kegiatan bulanan Rapat Pleno menghadirkan narasumber Ir. Yani Panigoro, M.M. dan Prof. Dermawan Wibisono dengan agenda “Perkenalan Susunan Kepengurusan FGB ITB Periode 2019-2022 dan Sambutan dari Ketua Majelis Wali Amanat serta Pembahasan Museum Digital Indonesia”. Rapat dipimpin oleh Ketua Forum Guru Besar ITB Prof. Freddy Permana Zen dan Sekretaris Prof. Taufan Marhaendrajana.

Rapat Pleno dibuka oleh Ketua FGB ITB dengan pertama-tama memperkenalkan susunan anggota kepengurusan Forum Guru Besar ITB periode 2019-2022, mulai dari ketua dan sekretaris Komisi I s/d Komisi IV, yaitu:

  1. Komisi I : Prof. Yasraf Amir Piliang (Ketua), Prof. Lambok M. Hutasoit (Sekretaris)
  2. Komisi II : Prof. Irda Fidriyanni (Ketua), Prof. Tatacipta Dirgantara (Sekretaris)
  3. Komisi III : Prof. I Gede Wenten (Ketua), Prof. Suhardi (Sekretaris)
  4. Komisi IV : Prof. A. Nanang T. Puspito (Ketua), Prof. Sudradjati Ratnaningtya (Sekretaris I), Prof. Pradono (Sekretaris II)

Rapat Pleno dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua MWA Ir. Yani Panigoro, M.M. dalam sambutannya Ibu Yani Panigoro mengajak bersama-sama agar melihat harapan ITB ke depan serta untuk kemajuan ITB di masa yang akan datang. Kemudian beliau menyampaikan sesuai dengan Renip ITB yang mempunyai arahan atau tujuan merupakan Globally Respected Locally Relevant University. Jika melihat ITB dari segi stakeholder terdapat, Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Rektorat, Guru Besar, Fakultas/Sekolah, Tendik, Dosen, merupakan sebuah aset yang harus dijaga dengan baik karena akan memberikan peran sangat baik untuk ITB baik melihat kebelakan ataupun ke depan, serta Mahasiswa dan Alumni ITB, oleh karena itu bagaimana agar dapat mengintegrasikan itu semua sehingga menjadikan ITB pada 100 tahun di tahun 2020 menjadi lebih baik ke depan. ITB adalah Tridharma perguruan tinggi. Menurut Ibu Yani Panigoro, Guru Besar dengan segala kepakaran atau keilmuannya sudah setara dengan Global, sehingga Globally Rerspected ini sudah tidak sulit bagi Guru Besar dan Dosen ITB. Bagaimana peran Guru Besar dan dosen untuk menjadi refreship, bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan disekitar seperti yang ada pada pemerintah pusat, pemerintahan daerah yang dimana banyak hal dapat dipecahkan solusinya oleh para Guru Besar. Contohnya seperti pemindahan Ibu Kota ataupun program Kereta cepat. Jadi mengharapkan ITB tidak hanya berkontribusi jika hanya di panggil atau diundang oleh karena itu peran Guru Besar menurut beliau sangat luar biasa.

IMG_20191025_140939

Selanjutnya, presentasi dilanjutkan oleh Prof. Dermawan Wibisono mengenai Museum Digital Indonesia, disampaikan bahwa ingin mewujudkan institusi ITB sebagai suatu tempat yang menampung semua potensi dan karya-karya dari alumni atau civitas akademik ITB untuk bisa dipelajari oleh generasi berikutnya.

Program ini akan menghasilkan produk-produk yang akan terangkum dalam bentuk:
1. Buku rangkuman kilat sejarah pendidikan tinggi teknik di Indonesia.

2. Museum digital, dimana di dalamnya tercakup:

a. film dokumenter dan kampanye sosial mengenai pendidikan teknik Indonesia

b. konten berupa teks, audio, video dan animasi mengenai sejarah pendidikan tinggi teknik dalam berbagai media seperti: (Large Screen, Website, Virtual Reality, 4D Cinema, Aplikasi Android maupun iOS, serta media sosial)

Presentation1

Presentation3

kemudian sebagai manfaat menjadikan media edukasi bagi pelajar, mahasiswa, dan seluruh civitas akademik ITB. menumbuhkan kebanggaan, kecintaan dan apresiasi pada bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Menjadi inspirasi bagi masyarakat terutama dalam pengembangan IPTEKS. Menjadi sarana wisata edukasi bagi masyarakat. Menjadi financial resource bagi itb dan pemda.

Berita Terkait