Rapat Pleno FGB ITB, Mengantisipasi Era Revolusi Industri 4.0 dari Konsep Sampai Implementasi

Jum’at, 13 April 2018 Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan kegiatan bulanan Rapat Pleno dengan menghadirkan narasumber Prof. Imam Buchori Z. dan Prof. Mulyo Widodo K, dengan topik yang dibahas adalah Mengantisipasi Era Revolusi Industri 4.0 dari Konsep Sampai Implementasi. Rapat dibuka oleh Ketua Forum Guru Besar, Prof. Tutuka Ariadji pada pukul 13.58 WIB.

Presentasi diawali oleh Prof. Imam Buchori Z. Disampaikan bahwa kondisi Industrilialisasi Indonesia saat ini adalah Indonesia tidak memiliki tradisi trilogy industrialisasi (produksi, distribusi, konsumsi), di Indonesia hanya terjadi distribusi atau perdagangan, maraknya teknologi informasi di Indonesia tidak berasal dari kampus tetapi dari perdagangan, dari perspektif budaya, masyarakat memanfaatkan teknologi tersebut lebih sebagai gadget untuk hiburan, dan gengsi. Dalam hal ini Prof. Imam Buchori menyampaikan bagaimana ITB harus berperan dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 diantaranya yaitu:

  • Transdisiplin.
  • Melakukan Inovasi.
  • Membawa citra baru sebagai Universitas Teknologi yang dapat merubah imaji masyarakat, bahwa teknologi bukan semata-mata infrastuktur tetapi politik teknologi.
  • Dalam infrastuktur tidak lepas dari kebijakan teknologi.

Prof. Imam Buchori menambahkan yang dibutuhkan bangsa Indonesia adalah keyakinan bahwa kita bisa, dan creative intelligence.

Presentasi dilanjutkan oleh Prof. Mulyo Widodo K, dengan judul “Tantangan dan Peluang Revolusi Industri 4.0”.  Pemaparannya dimulai dengan Tahapan hidup sedari nenek moyang hingga saat ini, yaitu Hunter -> Agriculture -> Industry (Industry 1.0 dan 2.0) ->  Information (Industry 3.0) -> Knowledge (Industry 4.0) -> Creativity (Industry 5.0). Perpindahan ini terjadi karena inovasi dan teknologi yang dikuasai oleh manusia.

Membahas mengenai kreativitas, kita dapat melihat perusahaan Lego dengan inovasi awal yang sangat sederhana. Untuk membuat suatu product development, dapat menggunakan kerangka pemikiran yaitu dimulai dari Background -> Idea -> Product Development -> Business Development. Dari business development inilah kita dapat memberikan pendapatan untuk masyarakat dan Negara.

Indonesia harusnya bersyukur karena memiliki sumber daya alam yang sangat mudah, dan cukup besar untuk bisa menopang kehidupan kita dengan mudah. Indonesia masih bisa hidup di kondisi agriculture, revolusi industri 1.0, revolusi industri 2.0 dan revolusi industri 3.0. Begitu pula untuk hidup di revolusi industri 4.0 dan 5.0, kita masih bisa karena situasi dan kondisi memungkinkan dengan syarat jika Indonesia menginginkan.Untuk membuat Revolusi Industri 4.0, solusinya  yaitu:

  1. Perkuat background.
  2. Permudah munculnya ide.
  3. Persiapkan fasilitas product development.
  4. Permudah business development.

Sudah selayaknya ITB harus berperan besar dalam proses ini, baik dalam bentuk pemikiran ataupun tindakan.

9

Rapat Pleno ditutup oleh Ketua FGB pada pukul 16.10  berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh 36 orang Guru Besar.

 

 

Berita Terkait