Rapat Pleno FGB ITB Mendukung RENIP Avoiding Traps

Rapat Pleno  yang merupakan salah satu kegiatan bulanan Forum Guru Besar ITB , kembali dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2017. Agenda Rapat Pleno kali ini adalah “Mendukung RENIP Avoiding Traps”. Dengan pembicara Prof. Djoko Suharto, Bapak Pandri Prabono Moelyo (Eks Dirut Tri Patra Engineering, EPC), dan Bapak Ontoseno. Pada kegiatan kali ini diundang Alumni Teknik Mesin ITB angkatan 1967.

Acara dibuka oleh Ketua FGB pada pukul 13.42. Ketua menyampaikan tiga pilar dalam mencapai RENIP yaitu:

  1. Kultur, tradisi dan nilai – nilai ITB yaitu kepeloporan, keunggulan, perjuangan dalam rangka mencapai RENIP ITB tahun 2025.
  2. Visi dan Misi menempatkan peran ITB di Nasional, dalam RENIP tersebut dinyatakan bahwa dengan pembangunan ITB adalah untuk pembangunan bangsa.
  3. Infrastuktur: Jaringan Kerja sama internal dan eksternal.

Selanjutnya Ketua menjelaskan kerangka menuju visi ITB 2025 yaitu :

  • Tahun 2020 : ITB sebagai simpul jaringan internasional, yang menjadikannya sebagai pemimpin kemandirian teknologi bangsa Indonesia.
  • Tahun 2025 : Terwujudnya ITB sebagai world class university, dan Indonesia yang mandiri dan dihormati.

Ketua mempersilahkan Prof. Djoko Suharto menyampaikan presentasinya. Prof. Djoko Suharto menyampaikan bahwa traps pun terjadi di perguruan tinggi  :

  • University
  • Academic Staff Development
  • Enhance the quality of Education: Highly qualified Engineers & Research Capacity
  • Human Resource & Industrial Development (Final Target).

Tantangannya itu adalah bagaimana kita melewati periode kritis kedua (critical periode phase II) yaitu periode antara Academic Staff Development menuju Enhance the quality of Education. Untuk keluar dari traps tidak mudah, tetapi kita harus tetap optimis.

Presentasi dilanjutkan oleh Bapak Pandri Prabono Moelyo, belaiu menyampaikan bagaimana ITB menghasilkan profesional – profesional dibidang EPC, tahapannya adalah sebagai berikut:

  1. Menghasilkan insinyur-insinyur dengan disiplin ilmu yang relefan dengan bidang EPC.
  2. Aspek pengadaan, mulai dari komponen dan seterusnya. Yang terpenting dalam EPC adalah soft skill.
  3. Aspek bentuk kontrak.

Presentasi dilanjutkan oleh narasumber ketiga yaitu Bapak Ontoseno. Pertama beliau membahas mengenai Aeromovel. Pada tahun 1989 beliau membangun aeromovel di TMII. Kedua beliau membahas mengenai Industri Tenun Serat Alam, produk tenun ini di ekspor terutama ke AS, dan Jepang. Budidaya produk harus dipikirkan untuk menghasilkan produk yang seragam sepanjang waktu, bahkan harus dipatenkan.  Ketiga beliau menyampaikan mengenai Stem-Cells Research & Development.

Rapat Pleno diakhiri dengan kegiatan diskusi para Guru Besar. Ketua FGB menyampaikan yang disampaikan sangat inspiring dan dapat di formulasikan kedalam RENIP 2030. Terakhir beliau menyampaikan bahwa teknologi adalah dasar untuk membentuk Negara yang maju. Rapat ditutup oleh Ketua FGB pada pukul 16.04 dan dihadiri oleh 49 orang tamu undangan.

Informasi Notulen lengkap dapat dilihat pada Menu Risalah.

 

Berita Terkait