Orasi Ilmiah Profesor Lienda Aliwarga Handojo
Sabtu, 11 Desember 2021, Gedung Balai Pertemuan Ilmiah (BPI) ITB. Orasi ilmiah Prof. Lienda Aliwarga Handojo dengan topik “Peran Teknik Kimia Dalam Industri Pangan” pertama beliau menjelaskan bahwa teknik kimia adalah cabang ilmu rekayasa yang mempelajari pengolahan bahan baku menjadi produk yang lebih bermanfaat, berupa barang jadi atau setengah jadi. Kemudian insinyur kimia membuat proses skala laboratorium menjadi aplikasi skala komersial yang efisien sehingga memaksimalkan produktivitas dan kualitas produk sambal meminimalkan biaya. Dalam perkembangannya dijelaskan bahwa unit operasi dan metodologi dalam teknik kimia seperti pengeringan, penggilingan, ekstrusi, pendinginan, pemantauan atau pengendalian, dan lain-lain diadopsi oleh industri pangan, mulai dari asal mula bahan pangan yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan. Hingga 100 tahun terakhir kemajuan luar biasa dalam ilmu dan teknik rekayasa yang meningkatkan produksi pertanian sehingga memungkinkan produksi beragam jenis makanan dalam skala komersial.
Selanjutnya dijelaskan industri pangan di masa lalu belum menerapkan teknik dalam arti sesungguhnya, yaitu menggunakan prinsip fisika dan kimia untuk mengatur operasi pabrik maupun mengembangkan proses. Beliau menyebtukan bahwa perkembangan industri pangan meningkat secara drastis dimulai pada awal tahun 1908, yang antara lain melalui penemuan pupuk kimia, kemudian herbisida dan pestisida yang merupakan hasil terobosan para ahli dan insinyur kimia. Penemuan sintesis dan pembuatan berbagai senyawa kimia dalam skala komersial memberi dampak sangat besar terhadap produksi pangan dunia karena dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas sektor pertanian dan perkebuminan secara signifikan. Lanjutannya beliau menjelaskan teknologi yang membawa perkembangan luar biasa pada industri pangan dalam satu abad terakhir.
Dijelaskan bahwa pada dua dekade terakhir industri pangan banyak mengalami perubahan dalam berbagai aspek. Perubahan pilihan konsumen menjadi faktor atas perubahan pangan, hal tersebut karena masyarakat meninjau atas kesadaran akan kesehatan, banyaknya jenis pilihan makanan, populasi penduduk, kenaikan pendapatan, dan perubahan pola rantai pasok makanan. Mengenai hal tersebut pada akhirnya insinyur kimia sebagai pendorong strategis untuk perubahan industri pangan, harus merespon dengan merumuskan kembali produk dan proses pangan seperti contoh; menghilangkan bahan tidak aman dan memformulasikan bahan baru yang lebih sehat, melakukan fortifikasi dengan penambahan kalsium, protein, zat besi dan lain-lain ke dalam makanan, kemudian mengurangi akan kadar gula atau pemanis buatan pada makanan, dan memperpanjang umur simpan makanan.
Kemudian beliau menjelaskan peran Teknik Kimia ITB dalam memajukan industri pangan Indonesia, disebutkan bahwa Indonesia mempunyai kekayaan alam yang belimpah serta keaneka ragaman hayati terbesar kedua di dunia, akan tetapi ketergantungan terhadap impor masih sangat besar, sehingga hal tersebut dapat mengancam kemandirian pangan nasional. Oleh karena itu pada tahun 2015 Teknik Kimia ITB mengembangkan Subprogram Teknologi Pangan menjadi Program Studi Teknik Pangan untuk membantu menangain permasalahan tersebut. Selain itu pada tahun 2018 dibentuk Kelompok Keahlian Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan (KK TPBP) dengan misi mendukung tujuan prodi dan mendorong pendirian Food and Biobased Product Park sebagai persiapan menghadapi perbubahan dunia yang perlahan-lahan beralih menuju ke bio-based economy.