Enter your keyword

Orasi Ilmiah Profesor Gede Suantika

Orasi Ilmiah Profesor Gede Suantika

Orasi Ilmiah Profesor Gede Suantika

Orasi Ilmiah Prof. Gede Suantika dari Fakultas/Sekolah Ilmu Teknologi dan Hayati dengan topik “Pengembangan dan Penerapan Sistem Akuakultur Tertutup (Closed Aquaculture System) untuk Industri Akuakultur Berkelanjutan”.

Diselenggarakan pada Sabtu, 11 Desember 2021, Gedung Balai Pertemuan Ilmiah (BPI) ITB.

Dalam pemaparannya dijelaskan bahwa potensi perikanan budidaya di Indonesia sangat besar, karena Indonesia berada di negara tropis yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di Dunia, budaya di Indonesia, dan komoditas perikanan budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti; kakap merah, kerapu, udang, dan komoditi air tawar yaitu ikan gurame. Kemudian industri perikanan merupakan salah satu industri pada sektor pangan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi selama 40 tahun terakhir. Indonesia saat ini menjadi 5 besar negara-negara produsen akuakultur dunia, tepatnya berada pada ranking 2 di dunia setelah Cina dengan total produksi sebesar 14,3 juta ton.

Screenshot 2021-12-22 085251

Jika dilihat dari peta statistik global, bahwa akuakulutur disamping produksinya terus meningkat, sektor ini juga menghasilkan pangan yang memiliki kualitas yang tinggi dari segi nutrisi dan kesehatan, dan juga memiliki efisiensi yang tinggi dalam produksinya jika dibandingkan dengan sektor-sektor produsen daging lainnya misalnya seperti; poultry dan pig. Hal ini yang mengakibatkan pertumbuhannya begitu cepat dengan rata-rata pertumbuhan 8,6 % per tahun serta jumlah share nya saat ini sekitar 82 juta ton dari total produksi perikanan dunia dan oleh karena itu beliau telah meyakini dan sudah menjadi related saat ini, bahwa akuakultur adalah merupakan salah satu sektor pangan yang akan menyediakan pangan untuk lebih 2 juta populasi manusia di tahun 2050.

Screenshot 2021-12-22 091305

Kemudian terlepas dari industri akuakultur ini sudah memberikan kontribusi yang signifikan, hingga sampai saat ini masih ada suatu permasalahan yakni proses budidaya masih mengandalkan sistem yang konvensional yaitu; menggunakan sistem open dan semi close system dimana dalam proses budidayanya masih tergantung pada air permukaan. Dapat dilihat bahwa budidaya ini masih banyak dilakukan di tambak atau keramba jala apung baik itu di laut maupun di danau, dimana dalam operasionalnya ini berakibat negatif salah satunya adanya eksploitasi ekosistem mangruf untuk lahan budidaya, kualitas air, dan penyakit yang menggunakan bahan kimia dan kemudian semua hal tersebut dapat memberikan aspek negatif terhadap pencemaran lingkungan.

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, pengembangan dan penerapan teknologi budidaya yang lebih baik perlu dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor seperti efisiensi penggunaan air dan lahan, kontrol kualitas air, memiliki produktivitas tinggi, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk budidaya, dan menerapkan biosecurity yang tinggi, serta dapat mendukung proses bididaya yang berkelanjutan. Oleh karena itu menurut beliau perlu adanya alternatif teknologi yang tidak mencemari lingkungan, produktivitas tinggi, fleksibel, serta efisiensi tinggi. Maka di SITH ITB mengembangkan suatu sistem baru yaitu closed System Aquaculture Rearing Technology.

Screenshot 2021-12-22 094005

Selanjutnya disebutkan bahwa beliau mengembangkan salah satu sistem tertutup (Closed System) yang paling sederhana yaitu (1) Zero Water Discharge System (ZWD) dimana merupakan sistem budidaya intensif yang ramah lingkungan dengan tetap menjaga kualitas air, membatasi penggunaan air, serta mengurangi limbah cair yang dihasilkan selama proses budidaya. (2) Simplified Recirculating Aquaculture System (RAS) merupakan budidaya intensif dengan memanfaatkan dan menggunakan Kembali air yang digunakan selama proses budidaya. (3) Hybrid RAS-ZWD System merupakan sistem budidaya dengan mengkombinasikan sistem RAS dan ZWD, dimana dapat menghasilkan konsentrat amonium dan nitrit yang relatif stabil dan rendah pada air budidaya. (4) Bioflok merupakan kumpulan mikroorganisme-bakteri, mikroalga, protozoa, dan bahan organik yang memiliki porositas tinggi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas air, pertumbuhan, dan ketahanan terhadap penyakit.