Rapat Pleno FGB ITB, Diskusi Bersama Menteri Ristekdikti
Kamis, 22 Februari 2018 Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan kegiatan bulanan Rapat Pleno dengan menghadirkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D, Ak, sebagai narasumber dengan topik “Kebijakan Teknologi Nasional” yang bertempat di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah Institut Teknologi Bandung.
Rapat Pleno dibuka pada pukul 10.00 oleh Ketua FGB – ITB, Prof. Tutuka Ariadji, dan dilanjutkan sambutan Rektor – ITB, Prof. Kadarsah Suryadi. Rektor – ITB menyampaikan Forum Guru Besar memiliki 3 fungsi yaitu 1) Mengawal Nilai – Nilai Luhur ITB, 2) Mengembangkan Keilmuan Masa Depan, 3) Turut Berkontribusi dalam Solusi Permasalahan Bangsa.
Dilanjutkan dengan pemaparan yang disampaikan oleh Menristekdikti, dengan judul Kebijakan Teknologi Nasional. Pada awal paparan Menristekdikti menyampaikan, “Tugas Kemenristekdikti adalah membangun suatu misi meningkatkan akses dan membangun mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan sumber daya berkualitas yang national competitive”. Lalu disampaikan kondisi jumlah universitas di Indonesia yang terlalu banyak, dan daya saing Indonesia ( WEF, WIPO ) dalam inovasi dan Technological Readiness, Knowledge & Technology Output.
Kemudian dipaparkan peta perkembangan IPTEK 2015 – 2045 di Indonesia, dan berdasarkan peta ini disederhanakan menjadi suatu rancangan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2015 – 2045 yang terdiri dari bidang – bidang :
1. Kemandirian Pangan
2. Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan
3. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan obat
4. Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi
5. Teknologi Informasi dan Komunikasi
6. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan
7. Material Maju
8. Kemaritiman
9. Manajemen Penanggulangan dan Kebencanaan
10. Sosial Humaniora dan – Seni Budaya – Pendidikan
Menristekdikti menambahkan beberapa program yang dilakukan Kemenristekdikti dalam peningkatan kapasitas IPTEK, inovasi, dan daya saing. Diharapkan fungsi pemerintah, akademik, dan industri dapat berjalan bersama atau biasa disebut dengan triple helix. Selain itu Menristekdikti menambahkan, terdapat beberapa program dan kebijakan Kemenristekdikti dalam peningkatan kemampuan lulusan untuk menghadapi Revolusi Industri ke 4.
Acara dilanjutkan dengan diskusi bersama para Guru Besar. Hasil diskusi utama dan disepakati Bapak Menteri adalah Indonesia dalam kondisi krisis IPTEK dan perlunya strategi menyerang, bangsa Indonesia harus memiliki konsep pemenang yang didapatkan dengan cara berinovasi, dimana bangsa yang besar, Negara yang besar, akan terwujud bukan karena kekayaan yang dimiliki, tetapi karena inovasi. Inovasi yang baik adalah yang dapat meningkatkan kemajuan ekonomi nasional. Selain itu ada beberapa point yang didapatkan yaitu, 1) Stop academic corruption. 2) Mencanangkan profesi guru dan dosen sebagai profesi yang utama, dengan strategi mencari guru yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki spiritual yang baik. 3) Menghasilkan riset – riset yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Menristekdikti mengharapkan perguruan tinggi dapat melakukan inovasi yang menghasilkan pendidikan lebih baik dan berkualitas, dan perguruan tinggi dapat ikut berkontribusi untuk berperan dalam menjembatani lintas sektoral antar kementrian sehingga program – program Kemenristekdikti dapat berjalan dengan baik, serta para Guru Besar dapat mendorong para dosen muda untuk selalu berinovasi, dan berkreasi menghasilkan riset – riset yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Rapat Pleno ditutup oleh Ketua FGB pada pukul 12.36 dan diakhiri dengan pemberian cinderamata oleh Ketua Forum Guru Besar.